Dalam pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, pemerintah mengupayakan ketersediaan vaksin terpenuhi untuk setidaknya 208.265.720 penduduk untuk tercapainya kekebalan kelompok.
Upaya-upaya pengadaan vaksin ini dilakukan melalui perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral seperti COVAX Facility bersama GAVI dan WHO, ataupun donasi yang diberikan oleh negara-negara sahabat.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia sudah memberikan izin penggunaan darurat pada 10 jenis vaksin COVID-19, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax.
Masing-masing dari jenis vaksin ini memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda, yakni inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
*Vaksin yang disediakan adalah vaksin yang sudah dipastikan keamanan dan efektivitas.
COVID-19 Vaccine (Vero Cell) Inactivated, CoronaVac® adalah sebuah vaksin inaktivasi terhadap COVID-19 yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh tanpa risiko menyebabkan penyakit. Setelah vaksin inaktivasi ini bersentuhan dengan sistem kekebalan tubuh, produksi antibodi terstimulasi, sehingga tubuh siap memberikan respons terhadap infeksi dengan SARS-CoV-2 hidup. Vaksin ini mengandung ajuvan (aluminium hidroksida), untuk memperkuat respons sistem kekebalan.
Suspensi inaktivasi berbentuk cair keseluruhan yang mengandung ajuvan dan bebas pengawet untuk disuntikkan, dalam kemasan ampul dan alat suntik nonautodisabled syringe terisi.
Suspensi inaktivasi berbentuk cair keseluruhan yang mengandung ajuvan dan bebas pengawet untuk disuntikkan, dalam kemasan ampul dan alat suntik nonautodisabled syringe terisi.
Berdasarkan data yang dikaji, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) WHO merekomendasikan penggunaan pada orang berusia 18 dan lebih.
2 dosis (masing-masing 0,5 mL) dengan interval 2 hingga 4 minggu:
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
Vaksin ChAdOx1-S/nCoV-19 adalah vaksin vektor adenovirus non-replikasi untuk COVID-19. Vaksin ini mengekspresikan gen protein paku SARS-CoV-2, yang menginstruksikan sel inang untuk memproduksi protein S-antigen yang unik untuk SARS-CoV-2, sehingga tubuh dapat menghasilkan respons imun dan menyimpan informasi itu di sel imun memori. Efikasi dalam uji-uji klinis pada peserta yang menerima vaksin ini dengan lengkap (dua dosis) di inggris, Brazil, dan Afrika Selatan tanpa memandang interval dosis adalah 61%, dengan median masa pengamatan 80 hari, tetapi cenderung lebih tinggi jika interval ini lebih panjang. Data tambahan dari analisisanalisis interim atas uji klinis di Amerika Serikat menunjukkan efikasi vaksin 76% terhadap infeksi SARS-CoV-2 simtomatik.
Suspensi cair multi-dosis bebas pengawet.
Suspensi inaktivasi berbentuk cair keseluruhan yang mengandung ajuvan dan bebas pengawet untuk disuntikkan, dalam kemasan ampul dan alat suntik nonautodisabled syringe terisi.
2 dosis (masing-masing 0,5 mL) dengan interval 4–12
WHO merekomendasikan interval 8–12 minggu:
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
Vaksin COVID-19 Moderna adalah sebuah vaksin berbasis RNA duta (messenger RNA/mRNA) untuk COVID-19. Sel inang menerima instruksi dari mRNA untuk memproduksi protein S-antigen unik SARS-CoV-2, sehingga tubuh dapat menghasilkan respons kekebalan dan menyimpan informasi itu di dalam sel imun memori. Efikasi menurut uji-uji klinis pada peserta yang menerima dosis lengkap vaksin ini (dua dosis) dan memiliki status awal SARS-CoV-2 negatif adalah sekitar 94% dengan median masa pengamatan sembilan minggu. Semua data yang dikaji mendukung kesimpulan bahwa manfaat yang diketahui dan potensial dari vaksin mRNA-1273 lebih besar dibandingkan risiko diketahui dan potensialnya.
Suspensi multidosis beku, steril, dan tanpa pengawet.
18 tahun dan lebih
Vaksinasi untuk orang lanjut usia direkomendasikan tanpa batas atas usia.
2 dosis (100 μg, masing-masing 0,5 mL), dengan rekomendasi interval 28 hari:
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell) adalah sebuah vaksin inaktivasi terhadap COVID-19 yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh tanpa risiko menyebabkan penyakit. Setelah vaksin inaktivasi ini bersentuhan dengan sistem kekebalan tubuh, produksi antibodi terstimulasi, sehingga tubuh siap memberikan respons terhadap infeksi dengan SARS-CoV-2 hidup. Vaksin ini mengandung ajuvan (aluminium hidroksida), untuk memperkuat respons sistem kekebalan. Sebuah uji klinis fase 3 besar menunjukkan bahwa dua dosis dengan interval 21 hari memiliki efikasi 79% terhadap infeksi SARS-CoV-2 simtomatik pada 14 hari atau lebih setelah dosis kedua. Uji klinis ini tidak dirancang maupun cukup kuat untuk menunjukkan efikasi terhadap penyakit berat.
Suspensi inaktivasi berbentuk cair keseluruhan yang mengandung ajuvan dan bebas pengawet, dalam kemasan ampul dan alat suntik auto-disabled syringe terisi.
18 dan lebih. Vaksinasi rutin untuk anak-anak atau remaja di bawah usia 18 tahun tidak direkomendasikan, tetapi penelitian sedang berlangsung.
Vaksinasi untuk orang lanjut usia direkomendasikan tanpa batas atas usia.
2 dosis (masing-masing 0,5 mL) dengan interval tiga hingga empat minggu:
WHO merekomendasikan interval 8–12 minggu:
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
COMIRNATY® adalah sebuah vaksin berbasis RNA duta (messenger RNA/mRNA) untuk COVID-19. mRNA menginstruksikan sel untuk memproduksi protein S-antigen (bagian dari protein paku (spike)) yang unik untuk SARS-CoV-2 untuk menstimulasi respons kekebalan. Dalam uji-uji klinis, efikasi pada peserta dengan atau tanpa bukti infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya dan yang menerima dosis lengkap vaksin ini (dua dosis) diperkirakan 95% dengan median masa pengamatan dua bulan.
Konsentrat multi-dosis beku, steril, dan tanpa pengawet untuk dilarutkan sebelum diberikan.
16 tahun dan lebih Vaksinasi untuk orang lanjut usia direkomendasikan tanpa batas atas usia.
2 dosis, direkomendasikan dengan interval 21–28 hari:
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
Protein sub-unit
Jeda Pemberian Dosis : 21 Hari
Non-replicating viral vector
Efek samping dari penggunaan Sputnik v merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Jeda Pemberian Dosis : 21 Hari
Belum Ada data janssen
Non-replicating viral vector
Tunggal
Sumber : https://www.who.int/indonesia/
Belum Ada data Convidencia
Non-replicating viral vector
KIPI dari pemberian vaksin Convidecia juga menunjukkan reaksi ringan hingga sedang. KIPI lokal yang umum terjadi, antara lain adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam dan diare.
Tunggal
Rekombinan protein sub-unit
Efek samping pemberian vaksin Zifivax antara lain timbul nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
Jeda Pemberian Dosis : 3 x 30 Hari
Vaksin booster diberikan untuk masyarakat umum mulai 12 Januari 2022.
sumber: Kemenkes
Vaksin booster gratis untuk semua masyarakat.
sumber: Kemenkes
Anda bisa mendapatkan vaksin booster setelah 6 bulan mendapatkan vaksin dosis kedua. Jadwal dan tiket vaksinasi akan muncul di aplikasi PeduliLindungi pada menu “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”.
sumber: Kemenkes
Masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin booster dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi di website dan aplikasi PeduliLindungi. Tiket tersebut dapat digunakan di fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat pada waktu yang sudah ditentukan.
Melalui website, masyarakat bisa mengunjungi pedulilindungi.id dan mengecek status dan tiket vaksinasi dengan memasukkan “Nama Lengkap” dan “NIK”, lalu klik periksa. Jika melalui aplikasi PeduliLindungi, masyarakat bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
sumber: Kemenkes
Semua masyarakat berhak mendapatkan vaksin booster. Namun untuk tahap pertama, vaksinasi booster untuk masyarakat umum diperuntukkan bagi orang lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan (penderita imunokompromais).
sumber: Kemenkes
Kombinasi vaksin booster yang saat ini diberikan berdasarkan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI, meliputi:
Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru akan disampaikan kemudian.
sumber: Kemenkes