Tanya Jawab Covid-19 | Covid19.go.id

Tanya Jawab Covid-19

Tidak. Menerima vaksin COVID-19 tidak dapat membuat seseorang menjadi magnetik, termasuk pada lokasi penyuntikan yang biasanya dilakukan pada lengan atas. Vaksin COVID-19 tidak mengandung bahan yang dapat memproduksi medan magnet pada lokasi penyuntikan. Semua vaksin COVID-19 bebas dari logam.


Tidak. Vaksin COVID-19 tidak dapat mengubah atau berinteraksi dengan DNA seseorang dalam cara apapun. Baik jenis vaksin dengan platform mRNA, inactivated vaccines dan viral vector, vaksin COVID-19 memberikan instruksi (dalam bentuk material genetik) kepada sel tubuh kita untuk mulai membuat kekebalan tubuh melawan virus yang menyebabkan COVID-19. Walaupun begitu, materi genetik tersebut tidak akan pernah masuk ke dalam inti sel, tempat DNA berada.


YA. Vaksin COVID-19 meski dikembangkan dengan cepat namun melalui tahapan-tahapan untuk memastikan efikasi dan keamanannya.


Seseorang tetap dapat menerima vaksin COVID-19 dan vaksin lainnya, termasuk vaksin influenza, bahkan pada waktu yang sama. Pengalaman dengan vaksin lainnya menunjukkan bahwa cara tubuh kita mengembangkan kekebalan atau proteksi diketahui sebagai respon imun dan efek samping yang mungkin terjadi setelah tervaksinasi umumnya sama dengan baik diberikan bersamaan dengan vaksin lain atau diberikan tunggal.


YA. Seseorang harus tetap divaksinasi meskipun sudah terinfeksi COVID-19, karena:

  • Penelitian belum dapat memastikan seberapa lama seseorang terproteksi setelah terinfeksi COVID-19 dan sembuh.
  • Vaksinasi menolong untuk melindungi seseorang bahkan jika terinfeksi COVID-19.

Salah satu penelitian menunjukkan bahwa orang tidak tervaksin yang sudah terinfeksi COVID-19, 2 kali beresiko terinfeksi COVID-19 lagi dibandingkan orang yang sudah tervaksinasi penuh.


Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.


Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.


Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.


  1. Vaksin adalah produk biologi yang diberikan kepada seseorang untuk melindunginya dari penyakit yang melemahkan, bahkan mengancam jiwa.
  2. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang.
  3. Tubuh akan mengingat virus atau bakteri pembawa penyakit, mengenali dan tahu cara melawannya.

Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu. Melalui kekebalan kelompok, akan timbul dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata.

Apa bukti bahwa vaksinasi bisa menghentikan penyebaran penyakit menular?

  • Vaksinasi tidak hanya bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabah saja, tetapi juga dalam jangka panjang untuk mengeliminasi bahkan mengeradikasi (memusnahkan/ menghilangkan) penyakit itu sendiri.
  • Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya penanggulangan penyakit menular dengan vaksinasi atau imunisasi. Indonesia juga berkontribusi terhadap penanggulangan penyakit di muka bumi ini melalui pemberian vaksinasi. Sebagai contoh sejak pertama kali imunisasi cacar dicanangkan pada tahun 1956, akhirnya penyakit cacar bisa dieradikasi yaitu dimusnahkan atau dihilangkan di seluruh dunia pada tahun 1974 sehingga pelaksanaan imunisasi cacar dihentikan pada tahun 1980. Pun demikian dengan polio, sejak imunisasi polio dicanangkan pertama kali tahun 1980, Indonesia akhirnya mencapai bebas polio tahun 2014. Saat ini dunia, termasuk Indonesia sedang dalam proses menuju eradikasi (pemberantasan) polio yang ditargetkan pada tahun 2023.
    Contoh lain Indonesia dengan upaya gencar pemberian imunisasi tetanus pada bayi dan anak (melalui vaksin DPTHB-Hib DT dan Td) serta pada Wanita Usia Subur (vaksin Td), Indonesia akhirnya mencapai status eliminasi tetanus maternal dan neonatal tahun 2016.

Info Penting