COVID-19 terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan yang dikeluarkan oleh seseorang yang batuk atau memiliki gejala lain seperti demam atau rasa lelah. Banyak orang yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang hanya bergejala ringan, seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan virus ini namun belum diketahui seberapa sering penularan dengan cara tersebut terjadi. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
sumber: WHO
Mempraktikkan kebersihan tangan dan pernapasan setiap saat sangatlah penting, dan merupakan cara terbaik untuk melindungi orang lain dan diri Anda sendiri.
Apabila memungkinkan, jaga jarak Anda dengan orang lain minimal 1 meter terutama jika berada di dekat orang yang batuk atau bersin. Karena beberapa orang yang terinfeksi mungkin belum menunjukkan gejala atau gejalanya masih ringan, menjaga jarak fisik dengan semua orang adalah upaya terbaik jika Anda berada di daerah di mana COVID-19 menyebar.
sumber: WHO
Jika Anda telah berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 maka Anda kemungkinan akan terinfeksi.
Kontak erat berarti tinggal atau berada dalam jarak kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi COVID-19. Jika demikian, sangat disarankan untuk tidak meninggalkan rumah.
Namun, jika Anda tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam berdarah, maka penting untuk tidak mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat ini.
Jika Anda tidak tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam berdarah, lakukanlah hal-hal berikut:
Jika Anda terinfeksi COVID-19 (telah dikonfirmasi dengan tes), lakukan isolasi mandiri selama 14 hari bahkan setelah gejala menghilang sebagai tindakan pencegahan, meskipun belum diketahui secara pasti berapa lama pasien masih dapat menularkan setelah dinyatakan sembuh. Ikuti pedoman nasional tentang isolasi mandiri.
sumber: WHO
Isolasi mandiri adalah tindakan penting yang dilakukan oleh orang yang memiliki gejala COVID-19 untuk mencegah penularan ke orang lain di masyarakat, termasuk anggota keluarga.
Isolasi mandiri adalah ketika seseorang yang mengalami demam, batuk, atau gejala COVID-19 lainnya tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum. Hal ini dilakukan secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan.
Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat ini.
Jika Anda tidak tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, lakukanlah hal-hal berikut:
sumber: WHO
Karantina mandiri berarti memisahkan diri dari orang lain karena Anda telah terpajan dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 meskipun Anda tidak memiliki gejala. Selama karantina mandiri, pantau gejala-gejala yang dialami. Tujuan dari karantina mandiri adalah untuk mencegah penularan. Karena orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan secara cepat ke orang lain, segera mengarantina diri dapat mencegah orang lain tertular infeksi.
Dalam hal ini:
Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat ini.
sumber: WHO
Karantina berarti membatasi kegiatan atau memisahkan orang yang tidak sakit tetapi mungkin terpajan COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit pada saat orang tersebut baru mulai mengalami gejala.
Isolasi berarti memisahkan orang yang sakit dengan gejala COVID-19 dan mungkin menular guna mencegah penularan.
Menjaga jarak fisik berarti terpisah secara fisik. WHO merekomendasikan untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Jarak ini merupakan ukuran umum tentang seberapa jauh semua orang harus saling menjaga jarak walaupun mereka baik-baik saja tanpa diketahui terpajan COVID-19 atau tidak.
sumber: WHO
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja memiliki risiko terinfeksi dan menularkan ke orang lain yang sama seperti kelompok usia lainnya.
Sampai saat ini, bukti menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit yang serius, meskipun penyakit yang serius masih dapat terjadi pada kelompok usia ini.
Anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti panduan yang sama tentang karantina dan isolasi mandiri jika ada kemungkinan bahwa mereka telah terpajan atau mulai menunjukkan gejala. Sangat penting bagi anak-anak untuk menghindari kontak dengan orang tua dan orang lain yang berisiko memiliki penyakit serius.
sumber: WHO
Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web WHO dan melalui kementerian kesehatan dan dinas kesehatan di daerah Anda. Di banyak negara di seluruh dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil memperlambat wabah yang terjadi di wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita terbaru.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah kewaspadaan:
sumber: WHO
Meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, tidak ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19. WHO tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan barat maupun tradisional. WHO sedang mengoordinasikan upaya-upaya pengembangan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati COVID-19 dan akan terus memberikan informasi terbaru seiring tersedianya temuan klinis.
Cara efektif untuk melindungi Anda dan orang lain dari COVID-19 adalah:
sumber: WHO
Saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menyarankan atau mencegah penggunaan masker (baik masker medis atau jenis lainnya) oleh orang sehat di masyarakat. Namun, WHO secara aktif terus mengikuti pengetahuan yang terus berubah mengenai penggunaan masker dan terus memperbarui panduannya.
Masker medis direkomendasikan terutama dalam perawatan kesehatan, tetapi dapat dipertimbangkan dalam keadaan lain (lihat di bawah). Masker medis harus dikombinasikan dengan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi utama lain seperti kebersihan tangan dan menjaga jarak fisik.
Tenaga kesehatan
Mengapa? Masker dan respirator medis seperti N95, FFP2, atau yang setara direkomendasikan dan harus dikhususkan bagi petugas layanan kesehatan saat merawat pasien. Kontak erat dengan suspek atau orang yang terkonfirmasi COVID-19 dan lingkungan sekitarnya adalah cara utama penularan; hal ini berarti tenaga kesehatan adalah orang-orang yang paling terpajan.
Orang yang sakit dan menunjukkan gejala COVID-19 Mengapa? Setiap orang yang sakit dengan gejala ringan seperti nyeri otot, batuk ringan, sakit tenggorokan, atau rasa lelah harus melakukan isolasi di rumah dan menggunakan masker medis sesuai dengan rekomendasi WHO tentang perawatan di rumah untuk pasien suspek COVID-19. Batuk, bersin, atau berbicara dapat menghasilkan percikan yang dapat menjadi sumber penularan. Percikan ini dapat menempel di wajah orang lain di dekatnya dan lingkungan sekitar. Jika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara saat mengenakan masker medis, penggunaan masker dapat membantu melindungi orang-orang terdekat dari infeksi. Jika orang sakit perlu pergi ke fasilitas kesehatan, mereka harus memakai masker medis.
Siapa pun yang merawat seseorang di rumah yang terinfeksi COVID-19 Mengapa? Mereka yang merawat orang-orang yang terinfeksi COVID-19 harus mengenakan masker medis untuk perlindungan. Sekali lagi, sering berkontak erat dalam waktu lama dengan orang terinfeksi COVID-19 memberikan risiko tinggi bagi pengasuh. Pengambil kebijakan nasional juga dapat merekomendasikan penggunaan masker medis untuk individu tertentu berdasarkan pendekatan berbasis risiko. Pendekatan ini mempertimbangkan tujuan penggunaan masker, risiko pajanan dan kerentanan pemakainya, tempat, seberapa mungkin masker digunakan, dan jenis masker yang harus dipertimbangkan.
sumber: WHO