Omicron (B.1.1.529) adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19 yang dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan mempengaruhi kekebalan tubuh (baik yang diperoleh oleh infeksi alami maupun vaksinasi).
Sepanjang virus masih bersirkulasi di masyarakat, maka dapat menyebabkan virus berevolusi. Evolusi ini dapat menyebabkan adanya perubahan dari sifat dan karakter dari virus asal. Misalnya perubahan di kecepatan penularan, efek terhadap sistem kekebalan tubuh, tingkat keparahan, diagnosis dan respon terhadap obat-obatan.
Informasi akan terus diperbarui seiring dengan penelitian atau investigasi yang terus dilakukan untuk memahami sifat dan karakter dari virus ini, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya varian-varian baru yang lainnya dan mengurangi dampak pandemi.
sumber: Kemenkes
Risiko rawat inap varian Omicron lebih rendah dibandingkan varian Delta. Varian Omicron tetap bisa menyebakan gejala berat dan kematian terutama pada orang yang rentan seperti lansia, memiliki penyakit penyerta dan orang yang belum divaksin.
Namun dengan tingkat penularan yang lebih tinggi, maka jika tidak dikendalikan akan lebih banyak orang yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan medis (isolasi mandiri/terpusat/rumah sakit) sehingga dapat membebani sistem Kesehatan.
sumber: Kemenkes
Pemeriksaan PCR dan RDT-Antigen masih dapat untuk mendiagnosis COVID-19, termasuk varian Omicron. Untuk memastikan variannya, perlu dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
sumber: Kemenkes
Upaya terbaik yang bisa dilakukan saat ini agar terhindar dari risiko penularan COVID-19 varian Omicron adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk:
sumber: Kemenkes
Segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Saat ini Kemenkes menyediakan layanan konsultasi online (telekonsultasi) dan paket obat gratis. Jika Anda positif COVID-19, Anda dapat mengakses layanan tersebut dengan cara berikut:
PLT yang bekerja sama dengan Kemenkes dalam menyediakan layanan telekonsultasi dan paket obat COVID-19 gratis adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, LinkSehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.
Jika gejala memburuk saat Anda melakukan isolasi mandiri, segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
sumber: Kemenkes
Varian Omicron terbukti lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya.
sumber: Kemenkes
Beberapa bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko reinfeksi (terinfeksi COVID-19 lebih dari satu kali) akibat varian Omicron, jika dibandingkan dengan yang lain. Risiko reinfeksi diperkirakan mencapai 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.
sumber: Kemenkes
Ada kemungkinan penurunan efektivitas vaksin yang ditunjukkan dengan temuan kasus breakthrough (terinfeksi COVID-19 padahal sudah mendapatkan vaksinasi). Vaksin yang ada saat ini masih sangat efektif dalam mencegah penyakit yang berat dan kematian. Kasus yang belum mendapatkan vaksinasi memiliki potensi lebih besar menularkan kepada keluarga dan lingkungannya.
sumber: Kemenkes
Belum diketahui pasti terkait perbedaan manifestasi klinis dengan varian lainnya. Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan baik tanpa gejala, ringan, sedang hingga berat. Gejala yang dilaporkan umumnya bersifat ringan seperti:
sumber: Kemenkes
Pada tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern, yang disebut Omicron, berdasarkan anjuran dari Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE/Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus) WHO. Keputusan ini diambil berdasarkan bukti yang diajukan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang dapat berdampak pada perilakunya, misalnya, seberapa mudah varian ini menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.
sumber: WHO