Tanya Jawab Covid-19 | Covid19.go.id

Tanya Jawab Covid-19

Varian Omicron terbukti lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya.

sumber: Kemenkes


Beberapa bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko reinfeksi (terinfeksi COVID-19 lebih dari satu kali) akibat varian Omicron, jika  dibandingkan dengan yang lain. Risiko reinfeksi diperkirakan mencapai 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

sumber: Kemenkes


Ada kemungkinan penurunan efektivitas vaksin yang ditunjukkan dengan temuan kasus breakthrough (terinfeksi COVID-19 padahal sudah mendapatkan vaksinasi). Vaksin yang ada saat ini masih sangat efektif dalam mencegah penyakit yang berat dan kematian. Kasus yang belum mendapatkan vaksinasi memiliki potensi lebih besar menularkan kepada keluarga dan lingkungannya.

sumber: Kemenkes


Belum diketahui pasti terkait perbedaan manifestasi klinis dengan varian lainnya. Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan baik tanpa gejala, ringan, sedang hingga berat. Gejala yang dilaporkan umumnya bersifat ringan seperti:

  • Demam
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Pilek
  • Nyeri tenggorokan
  • Sakit kepala

sumber: Kemenkes


Pada tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern, yang disebut Omicron, berdasarkan anjuran dari Technical Advisory Group on Virus Evolution (TAG-VE/Grup Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus) WHO. Keputusan ini diambil berdasarkan bukti yang diajukan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang dapat berdampak pada perilakunya, misalnya, seberapa mudah varian ini menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.

sumber: WHO


Peneliti-peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang menjalankan penelitian untuk lebih memahami berbagai aspek Omicron dan akan terus membagikan temuan dari studi-studi ini saat tersedia.

sumber: WHO


Belum jelas apakah Omicron lebih mudah menyebar (misalnya, lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan varian-varian lain, termasuk varian Delta. Jumlah orang dengan hasil tes positif di daerah-daerah di Afrika Selatan yang terdampak oleh varian ini telah meningkat, tetapi penelitian epidemiologis sedang dilakukan untuk menentukan apakah peningkatan ini terjadi akibat Omicron atau faktor-faktor lain.

sumber: WHO


Belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih berat dibandingkan infeksi varian-varian lain, termasuk Delta. Data awal mengindikasikan adanya peningkatan angka rawat inap di Afrika Selatan, tetapi mungkin hal ini diakibatkan bertambahnya jumlah total orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi Omicron secara khusus. Saat ini belum ada informasi yang mengindikasikan bahwa gejala-gejala terkait Omicron berbeda dari gejala akibat varian-varian lain. Infeksi-infeksi awal yang dilaporkan terjadi pada mahasiswa—orang-orang muda yang cenderung mengalami penyakit ringan—tetapi dibutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron.

Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit berat atau kematian, terutama pada orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi langkah utama.

sumber: WHO


Bukti-bukti awal mengindikasikan kemungkinan peningkatan risiko reinfeksi dengan Omicron (orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya dapat lebih mudah mengalami reinfeksi dengan Omicron), dibandingkan variant of concern lainnya, tetapi informasi yang ada masih terbatas. Informasi lebih lanjut tentang risiko reinfeksi dengan Omicron akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

sumber: WHO


WHO bekerja sama dengan para mitra teknis untuk memahami kemungkinan dampak varian ini pada langkah-langkah yang kita miliki, termasuk vaksin. Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit berat dan kematian, termasuk melawan varian yang dominan menyebar, Delta. Vaksin-vaksin yang ada saat ini tetap efektif melawan penyakit berat dan kematian.

sumber: WHO

Info Penting