Perlindungan optimal baru terbangun dua pekan setelah vaksinasi dosis kedua.
Walaupun jarang terjadi, masih ada orang yang tertular COVID-19 meskipun telah divaksinasi. Akan tetapi, gejala COVID-19 pada orang yang sudah divaksinasi umumnya ringan. Sebagian orang bahkan tidak mengalami gejala apa pun.
Penting untuk dipahami bahwa orang tanpa gejala (OTG) masih dapat menulari orang lain tanpa disadari. Oleh karena itu kita harus tetap menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.
Jika demam timbul lebih dari 48 jam setelah vaksinasi, atau berlangsung lebih lama dari 48 jam, Anda harus isolasi mandiri dan melakukan tes COVID-19.
Jika keluhan tidak berkurang, penting untuk tetap tenang dan segera menghubungi petugas kesehatan di nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi Anda.
Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu. Melalui kekebalan kelompok, akan timbul dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata.
Apa bukti bahwa vaksinasi bisa menghentikan penyebaran penyakit menular?
In general, vaccines work by stimulating the formation of specific immunity against bacteria/viruses that cause certain diseases. So that if exposed, a person will be able to avoid transmission or serious illness due to the disease.
Ya, ada. Karena ada penyakit yang kemungkinan dapat dicegah dengan imunisasi lainnya, seperti influenza dan campak. Semua tenaga kerja kesehatan harus menerima vaksin sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan secara nasional.
Ya, imunisasi bayi dan anak tidak boleh terhenti dan tetap mengikuti jadwal yang telah ditetapkan dan direkomendasikan secara nasional. Salah satunya adalah imunisasi bayi baru lahir (BCG, OPV / Polio tetes, Hepatitis B) yang tak boleh tertinggal.
Imunisasi yang tertunda harus dilanjutkan kembali segera setelah risiko penularan COVID-19 berkurang dan pelayanan imunisasi sudah mampu untuk dilanjutkan. Protokol kesehatan tetap prioritas pada saat pelayanan imunisasi dimulai kembali.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
sumber: WHO
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.
sumber: WHO
Jika Anda mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan, secara umum tidak perlu mencari pertolongan medis. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau gejala Anda. Ikuti panduan nasional tentang isolasi mandiri.
Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat ini.
Segera cari perawatan medis jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau nyeri/tekanan di dada. Jika memungkinkan, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda terlebih dahulu, sehingga Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
sumber: WHO