Content Post | Covid19.go.id

[SALAH] “Vaksin Corona Tidak Terbukti Aman dan Efektif, Coronavirus Sama seperti Flu Biasa, Ini adalah Pandemi Palsu”

Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).


Informasi Menyesatkan. Pandemi Covid-19 bukanlah arekayasa, hingga 06 Agustus 2021 tercatat sudah 201 juta kasus positif global dengan total 4 juta kematian. Andrew Pekosz, Ph.D, Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Johns Hopkins menyatakan bahwa Covid-19 lebih mematikan dari Influenza. Adapun vaksin Covid-19 telah memenuhi standar aman dari BPOM dan terbukti efektif menurunkan jumlah kasus positif di berbagai negara.

Selengkapnya baca di PENJELASAN dan REFERENSI.

====

KATEGORI: Konten yang Menyesatkan

====

SUMBER: Facebook
https://archive.vn/KCG3w

====
NARASI:

Astaqfirullah ,
Adakah Benar Kata2 Mereka ,Mmg Benar Kita Berada dDunia fitnah Skrg

“Nama saya Dr. Johan Denis dari Belgium. Vaksin korona tidak terbukti selamat dan efektif. Tidak ada keadaan darurat. Ini adalah pandemik palsu. Coronavirus dalam hal kematian dan penularan sama dengan penyakit selsema. Dan saya akan menolak perkara ini. Tidak professional yang diambil negara kita. Tidak ada keadaan darurat. Ini semua diatur dan direka sahaja. Agar anda takut untuk ambil vaksin”

====

PENJELASAN:

Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama anticovid di grup “JOKOWI PRESIDEN GAGAL”. Postingan tersebut membagikan sebuah video berdurasi 30 detik, memperlihatkan seorang bernama Dr. Johan Denis, yang diketahui sebagai dokter medis dan pengobatan alternatif dari Belgia.

Johan Denis mengklaim bahwa vaksin Covid-19 tidak terbukti aman dan efektif. Ia juga menyebut pandemi Covid-19 adalah palsu, selain itu Denis juga mengklaim bahwa Covid-19 memiliki tingkat bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran yang sama dengan infuenza.

Setelah dilalukan penelusuran fakta, klaim Johan Denis adalah hoax. Pandemi Covid-19 bukan rekayasa atau palsu. Sebuah penyakit dikatakan menjadi pandemi dikarenakan sudah mewabah dan serempak terjadi dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh Negara/benua). Penyakit tersebut sudah menjadi permasalahan bersama seluruh warga dunia.

Bersumber dari worldometers.info, hingga 06 Agustus 2021 tercatat sudah 201 juta kasus positif global dengan total 4 juta kematian.

Johan Denis adalah dokter umum dari Antwerp, Belgia, yang status profesi dokternya ditangguhkan karena memberikan sertifkasi pembebasan penggunaan masker bagi pasien yang tidak mengalami gejala pernapasan. Selain itu ia juga memiliki riwayat menyebarkan hoax dan konspirasi Covid-19, seperti vaksin dapat mengubah DNA, dan konspirasi jaringan 5G yang dihubungkan-hubungkan dengan pandemi.

Tingkat bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran Covid-19 yang disamakan dengan Influenza juga tidak benar. Menurut Andrew Pekosz, Ph.D, ahli virologi terkemuka yang berpengalaman menangani Influenza dan Covid-19 sekaligus Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Johns Hopkins, menerangkan bahwa Covid-19 membawa tingkat keparahan dan tingkat mortalitas lebih tinggi ketimbang Influenza. Sejak Desember 2020, Covid-19 membunuh lebih banyak orang di Amerika Serikat daripada Influenza dalam 5 tahun terakhir.

Selain itu alasan Covid-19 lebih berbahaya dari Influenza adalah efek jangka panjang yang diterima penyintas Covid, yakni mereka merasakan permasalahan kesehatan yang lebih banyak daripada peyintas Influenza, di antaranya yakni lemah fisik, sesak napas, kesulitan fokus, dan dalam beberapa kasus terjadi gagal ginjal dan jantung.

Covid-19 juga memiliki tingkat penularan lebih tinggi dan cepat ketimbang Influenza. Tidak seperti Influenza, belum ada vaksin untuk Covid-19 sebelumnya dan infeksi terhadap SARS-CoV-2 yang minim sehingga banyak orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap virus Corona.

Terkait dengan keamanan dan efektivitas vaksinasi, sudah pernah dibahas sebelumnya di salah satu artikel turnbackhoax.id yang berjudul “[SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya”. Dijelaskan oleh Kementrian Kesehatan bahwa vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yakni Sinovac dan AstraZeneca, telah memenuhi standar WHO untuk keamanan, efikasi, dan pembuatan. WHO dan BPOM juga telah memasukkan Sinovac ke Daftar Penggunaan Darurat (EUL) bersama vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.

Vaksin juga terbukti efektif. Negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50% warganya juga mengalami tren penurunan kasus positif seperti di Amerika Serikat. Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021. Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin.

Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Johan Denis adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

====
REFERENSI:

https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/no-covid-19-is-not-the-flu.html


https://turnbackhoax.id/2021/07/26/salah-vaksin-mengandung-racun-berbahaya/


https://www.rappler.com/newsbreak/fact-check/covid-19-vaccines-not-proven-safe-effective


https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/808-bedanya-endemi-epidemi-dan-pandemi


https://www.worldometers.info/coronavirus/

=====

Penulis: Ani Nur MR
Editor: Bentang Febrylian

The post [SALAH] “Vaksin Corona Tidak Terbukti Aman dan Efektif, Coronavirus Sama seperti Flu Biasa, Ini adalah Pandemi Palsu” appeared first on [TurnBackHoax].

Bagikan

Info Penting